Andaikan Teman Bukanlah Teman
Dari jemari yang terkaku semuanya malu
Lidah memang tak bertulang
Tapi coretan lebih akan memalang
Dengan angka pedas yang berbaur menjadi satu
Sungguh saat kau menambahkannya
Tersirat bahagia saat utama
Kemudian Bahagia lagi
Dan Bahagia lagi
Ketika teman tak lagi berteman
Suara menjadi sayup tak lagi terdengar
Dan ucap sindiran lirih demi lirih menekan
Dan petang pandai menyembunyikan diri
Diri tetaplah menanti dan menyabarkan
Ketika pesan tetap tersampaikan
Tungguan bunyi tetap dinanti diri
Untuk dibalasnya
Sungguh teman diri dulu tidak seperti itu
Teman hati berkata seperti itu
terus menekankan itu
Sampai tiada ragu
Namun kata hati teman telah berubah
Kebiasaan hilang berubah
Teman seperti bukan teman
Lidah berkata ia tapi hati juga tidak
Mungkin cuma hati diri merasa
Lebih sekedar khawatir akan petaka
Mungkin madu akan sedikit mengobati
Kata sapaan ya, tidak atau ayo akan lebih dari menyukupkan